Keberhasilan blockchain sebagai teknologi yang mendasari untuk mata uang digital (cryptocurrency) telah membuka kemungkinan untuk penggunaannya dalam domain aplikasi lain. Keuntungan utama dari blockchain untuk potensi penggunaannya di domain lain adalah mekanisme keamanan inheren dan kekebalan terhadap serangan yang berbeda. Blockchain bergantung pada metode konsensus untuk menyetujui data baru. Sebagian besar metode konsensus yang saat ini digunakan untuk blockchain cryptocurrency yang berbeda memerlukan daya komputasi yang tinggi dan dengan demikian tidak tepat untuk sistem yang dibatasi sumber daya.
Sudah ada ratusan blockchain Start-up, semua mencoba untuk menarik bakat yang sama, namun organisasi di hadapkan dengan bakat basic yang berkembang lebih lambat daripada permintaan yang tumbuh. Teknologi blockchain memiliki beberapa Algoritma dan Consensus yang berjalan, Seperti (DPOS) Delegate Proof Of Stake seperti yang dipakai oleh Blockchain Vexanium, POW (proof of work ), ataupun POS (Proof Of Stake).
Algoritma konsensus adalah sesuatu yang membuat urutan konsensus blockchain secara berbeda satu sama lain. Seperti halnya pada jaringan blockchain di mana jutaan orang di kolam (ruang) yang sama. Jadi, kenapa mereka tidak pernah mengganggu satu sama lain atau saling berbenturan? Jawabannya adalah dalam arsitektur sebuah jaringan blockchain desain Arsitektur-nya telah dirancang dengan (smart) dan dengan algoritma ini konsensus utamanya merupakan inti dari arsitektur.
Konsensus(Consensus) menurut kamus Bahasa Indonesia adalah sebuah Kesepakatan dan algoritma adalah prosedur untuk penghitungan, pemrosesan data, dan penalaran otomatis dengan Metode Matematika , Jadi dalam hal ini adalah Sebuah Prosedur Matematika Otomatis untuk mencapai Sebuah Kesepakatan atau dalam artian teknisnya adalah proses pengambilan keputusan untuk kelompok, di mana individu dari kelompok membangun dan mendukung keputusan yang bekerja terbaik untuk seluruhnya. Ini adalah bentuk resolusi di mana individu perlu untuk mendukung keputusan mayoritas, apakah mereka menyukainya atau tidak.
Ada banyak sekali Jenis – Jenis Algoritma Blockchain Konsensus yang Berjalan diatas Blockchain namun ada 3 konsensus Yang Populer yang wajib kita pelajari yaitu POW , POS dan DPOS , walaupun masih banyak konsensus lain namun 3 konsensus itu tetap paling efektif terbukti digunakan di berbagai Blockchain hingga saat ini
1. Proof Of Work (POW )
POW atau dikenal bitcoin consensus Sebagaimana namanya algoritma proof of work ( Pembuktian kerja) memerlukan kerja komputasi memecahkan kode kode untuk menambang sebuah block yang di distribusikan dalam sebuah buku besar (Ledger) yaitu blockchain. Para Miner atau para Penambangan PoW mencoba banyak sekali percobaan hash, sehingga semakin banyaknya tenaga komputasi (hash Power) yang dimiliki berarti memiliki lebih banyak percobaan per detik. Dalam hal ini Miner dengan hash rate yang tinggi memiliki lebih banyak kesempatan untuk menemukan solusi yang benar untuk blok selanjutnya (kata lain hash blok). Algoritma konsensus PoW memastikan bahwa Miner hanya dapat memvalidasi transaksi pada blok baru dan menambahkannya ke dalam blockchain jika node yang tersebar dalam jaringan mencapai konsensus dan setuju bahwa hash blok yang diberikan oleh penambang adalah sebuah Proof of Work (bukti pekerjaan) yang sah.
Algoritma POW ini pertama sekali di perkenalkan oleh Cynthia Dwork dan Moni Naor pada tahun 1993, kemudian pada tahun 2009 baru diterapkan oleh awner coin shell Markus Jakobsson.
2. Proof Of Stake ( POS )
Algoritma konsensus Proof of Stake mulai dikembangkan pada tahun 2011 dan dipersiapkan untuk menggantikan algoritma PoW dengan sebuah konsep yang lebih Efisien sebuah mekanisme dimana blok baru di validasi oleh para Miner/Validator atau Produser berdasarkan Stake Holder (Berapa Banyak Coin yang dimiliki oleh stake holder pemegang coin blockchain tersebut ) , Validator dari setiap blok (yang disebut juga pembuat) , . Dengan kata lain, kekuatan memilih sebanding dengan stake yang dimiliki. salah satu varian yang menarik dari POS adalah Delegated Proof-of-Stake (DPoS)
3. Delegate Proof Of Stake (DPOS )
DPOS (Delegate Proof of Stake ) atau Proof of stake yang didelegasi atau menggunakan sistem voting secara demokrasi seperti , DPOS ini ditemukan oleh seorang Blockchain developer bernama Dan Larimer , founder dari Blockchain Bitshares , Steem dan Eos , Blockchain Berbasis Vexanium juga menggunakan consensus (DPoS) untuk memilih Blockproducers aktif yang akan diberi wewenang untuk memvalidasi blok yang valid dalam jaringan Blockchain .
Namun Pada Blockchain Vexanium Proses DPOS terjadi di Layer 2 , ini hanya setengah dari proses konsensus Vexanium . Setengah lainnya terlibat dalam proses aktual mengkonfirmasikan setiap blok sampai menjadi final (ireversibel), yang dilakukan dengan cara asynchronous byzantine fault tolerant (aBFT). Oleh karena itu, ada dua lapisan yang terlibat dalam model konsensus Vexanium :
Layer 1 – Model Konsensus Asli /Native Consensus (aBFT).
Layer 2 – Delegate Proof of Stake Konsensus (DPoS).
Anda juga bisa membaca dengan Detail jenis jenis Consensus Blockchain
Dari beberapa jenis Konsensus diatas ,Algoritma konsensus inilah yang membuat sifat jaringan blockchain begitu serbaguna. Memang tidak ada satupun konsensus algoritma blockchain yang dapat mengklaim itu untuk menjadi sempurna atau konsensus terbaik , setiap konsensus memiliki kelebihan masing masing . Tapi itu adalah keindahan teknologi Blockchain berbeda-beda demi menemukan sebuah Kesepakatan (konsensus) dengan metode algoritma matematika yang terus berkembang.